Sabtu, 29 Juni 2013


PERCOBAAN VIII
Penentuan pH
I. Tujuan
     Adapun tujuan dari percobaan ini ialah mempelajari cara menentukan pH buah dan sayuran dengan metode indicator alami dan sintesis.

II. Dasar Teori
           
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam  kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai asam, misal asam cuka, asam sitrun, dll. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai basa, misalnya kapur sirih, air soda, air sabun dll. Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan diklompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan netral
(Dday, 2012)
Istilah asam(acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Dan juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yangdigunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan  asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai ph = 7
(Anonim, 2013).
 Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu :
1.      Terasa masam
2.      Bersifat korosif
3.      Dapat memerahkan kertas lakmus biru
4.      Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik
5.      Menyebabkan perkaratan logam (korosif)
Ciri-ciri umum larutan basa yaitu :
1.      Rasanya pahit
2.      Bersifat licin
3.      Dapat membirukan kertas lakmus merah
4.      Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik
5.      Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)
(Anonim, 2013).
Kini telah tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan, yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Larutan Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady, 1990).
Berdasarkan senyawa yang menyusunnya indikator asam - basa diklasifikasikan dalam 3 golongan yaitu :
a.    Indikator Ftalein dan Indikator Sulfoftalein
Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein (anhidrida ftalat) dengan fenol yaitu terbentuk Fenolftalein. Pada pH 8,0 – 9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota-anggota lainnya ialah : o-cresolftalein, Thymolftalein, a-Naftolftalein.Indikator Sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan sulfonat. Yang termasuk dalam kelas ini : Thymol blue, m-cresol purple, Chlorofenolred, Bromofenolred, Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya.       

b. Indikator Azo
Indikator azo diperoleh dari reaksi amina aromatik dengan garam diazonium, misal : Methyl yellow atau p-dimetil amino azo benzene. Methyl Orange, methyl Red dan Tropaelino termasuk dalam golongan ini. Indikator azo menunjukkan kenaikan disosiasi bila temperatur naik. Disini proton ditarik dari ion amonium tersier meninggalkan suatu residu tak bermuatan.
c. Indikator Trifenilmetana
Indikator Trifenil metana seperti Malachite Green, Methyl violet dan Kristal violet merupakan indikator yang memiliki 3 gugus fenol yang dirangkai oleh gugus metana.
Berikut ini merupakan beberapa  indikator yang penting:
1.         Metil Jingga/ Methyl Orange (MO).
Metil jingga adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi.Indikator MO merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna jingga dalam suasana basa, dengan trayek pH 3,1 – 4,4.
2.       Metil Merah/ methyl Red
Indikator methyl Red adalah indikator asam basa yang memiliki trayek pH 4,2 – 6,2 dengan berwarna merah dalam suasana asam dan berwarna kuning dalam suasana basa.
3.      Bromtimol Biru/ Brom Timol Blue (BTB)
Indikator BTB atau biru bromtimol dalam larutan asam berwarna kuning dan dalam larutan basa berwarna biru. Warna dalam keadaan asam disebut warna asam dan warna dalam keadaan basa disebut warna basa. Trayek pH pada 6,0 – 7,6.
4.      Fenolftalein
Fenolftalein adalah senyawa organik yang mempunyai rumus C20H14O4, berbentuk padatan kristal, tidak berwarna serta larut dalam alkohol dan pelarut organik. Fenolftalein biasanya digunakan sebagai indikator asam-basa (di dalam larutan asam tidak berwarna dan di dalam larutan basa berwarna merah). Rentang perubahan yang bisa diteliti oleh fenolftalein adalah antara pH 8,2 – 10.Setengah tingkat terjadi pada pH 10 pengukuran pH tidak dapat dilakukan lagi oleh fenolftalein. Hal ini karena pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk mendeteksinya dengan akurat.
5.      Indikator alami
Indikator alami ini berasal dari zat warna tumbuhan dengan cara mengikis bagian tumbuhan yang berwarna, kemudian dihaluskan, dan tambahkan pelarut yang sesuai(umumnya alkohol). Selanjutnya, cairannya dipisahkan melalui penyaringan.
Beberapa macam indikator alami, antara lain yaitu kunyit, kol ungu, ubi ungu, mahkota bunga (kembang sepatu, bougenvile, mawar), dan bit.
6.      Indikator Universal
Indikator universal adalah campuran berbagai indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya.indikator universal dilengkapi dengan peta warna, sehingga kita bisa menentukan nilai pH zat berdasarkan warna-warna tersebut. Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral.Pada tercobaan ini, digunakan 5 jenis indikator, yaitu metil jingga, metil merah, bromtilol biru,fenltalein, dan indikator universal.dan dilakukan percobaan membuat indikator alami dari bunga dan kunyit.Harga pH sebuah larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator. Indikator memiliki trayek perubahan warna yang berbeda-beda.
Indikator (penunjukan asam basa) adalah asam atau basa organik lemah yang warna pada daerah pH sekitar dua. Contoh indikator metil merah berubah warna pada daerah pH 4,1 sampai 6,2. Asam dan basa sudah dikenal sejak jaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal dari bahasa latin, acetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat CH3COOH. Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam.
(Petrucci, R. H. dan Suminar, 1987).
           

                                         Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+), sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan hidroksida (OH-). Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H+), sedangkan basa adalah akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah penerima/akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah pemberi/donor pasangan elektron.
            Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air, tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang sesungguhnya. Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar