PERCOBAAN VIII
Penentuan pH
I.
Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini
ialah mempelajari cara menentukan pH buah dan sayuran dengan metode indicator
alami dan sintesis.
II.
Dasar Teori
Asam dan basa merupakan dua
golongan zat kimia yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai asam, misal asam cuka, asam
sitrun, dll. Kita juga mengenal berbagai zat yang kita golongkan sebagai basa,
misalnya kapur sirih, air soda, air sabun dll. Berkaitan dengan sifat asam dan
basa, larutan diklompokkan dalam tiga golongan yaitu bersifat asam, basa dan
netral
(Dday, 2012)
Istilah asam(acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Dan juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa
saling menetralkan.Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan
dengan mengukur pH nya. pH adalah suatu parameter yangdigunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih
kecil dari 7. Larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan
netral mempunyai ph = 7
(Anonim, 2013).
Ciri-Ciri umum larutan asam yaitu :
1. Terasa
masam
2. Bersifat
korosif
3. Dapat
memerahkan kertas lakmus biru
4. Larutan
dalam air dapat mengantarkan arus listrik
5. Menyebabkan
perkaratan logam (korosif)
Ciri-ciri umum larutan basa yaitu :
1. Rasanya
pahit
2. Bersifat
licin
3. Dapat
membirukan kertas lakmus merah
4. Larutan
dalam air dapat mengantarkan listrik
5. Jika
mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)
(Anonim, 2013).
Kini telah tersedia cara praktis untuk menunjukkan
keasaman atau kebasaan, yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator
asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan warna berbeda dalam
larutan asam dan basa. Larutan Indikator adalah asam organik lemah atau basa
organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E.
Brady, 1990).
Berdasarkan senyawa yang menyusunnya indikator asam
- basa diklasifikasikan dalam 3 golongan yaitu :
a. Indikator Ftalein dan
Indikator Sulfoftalein
Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida
ftalein (anhidrida ftalat) dengan fenol yaitu terbentuk Fenolftalein. Pada pH
8,0 – 9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota-anggota lainnya ialah :
o-cresolftalein, Thymolftalein, a-Naftolftalein.Indikator Sulfoftalein
dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan sulfonat. Yang termasuk dalam
kelas ini : Thymol blue, m-cresol purple, Chlorofenolred, Bromofenolred,
Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya.
b. Indikator Azo
Indikator azo diperoleh dari reaksi amina aromatik
dengan garam diazonium, misal : Methyl yellow atau p-dimetil amino azo benzene.
Methyl Orange, methyl Red dan Tropaelino termasuk dalam golongan ini. Indikator
azo menunjukkan kenaikan disosiasi bila temperatur naik. Disini proton ditarik
dari ion amonium tersier meninggalkan suatu residu tak bermuatan.
c. Indikator Trifenilmetana
Indikator Trifenil metana seperti Malachite Green,
Methyl violet dan Kristal violet merupakan indikator yang memiliki 3 gugus
fenol yang dirangkai oleh gugus metana.
Berikut ini merupakan beberapa indikator yang
penting:
1.
Metil
Jingga/ Methyl Orange (MO).
Metil
jingga adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
titrasi.Indikator MO merupakan indikator asam-basa yang berwarna merah dalam
suasana asam dan berwarna jingga dalam suasana basa, dengan trayek pH 3,1 –
4,4.
2. Metil
Merah/ methyl Red
Indikator methyl Red adalah indikator asam basa yang
memiliki trayek pH 4,2 – 6,2 dengan berwarna merah dalam suasana asam dan
berwarna kuning dalam suasana basa.
3. Bromtimol
Biru/ Brom Timol Blue (BTB)
Indikator BTB atau biru bromtimol dalam larutan asam
berwarna kuning dan dalam larutan basa berwarna biru. Warna dalam keadaan asam
disebut warna asam dan warna dalam keadaan basa disebut warna basa. Trayek pH
pada 6,0 – 7,6.
4. Fenolftalein
Fenolftalein adalah senyawa organik yang mempunyai
rumus C20H14O4, berbentuk padatan kristal, tidak berwarna serta larut dalam
alkohol dan pelarut organik. Fenolftalein biasanya digunakan sebagai indikator
asam-basa (di dalam larutan asam tidak berwarna dan di dalam larutan basa
berwarna merah). Rentang perubahan yang bisa diteliti oleh fenolftalein adalah
antara pH 8,2 – 10.Setengah tingkat terjadi pada pH 10 pengukuran pH tidak
dapat dilakukan lagi oleh fenolftalein. Hal ini karena pencampuran warna merah
muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit
untuk mendeteksinya dengan akurat.
5. Indikator
alami
Indikator alami ini berasal dari zat warna tumbuhan
dengan cara mengikis bagian tumbuhan yang berwarna, kemudian dihaluskan, dan
tambahkan pelarut yang sesuai(umumnya alkohol). Selanjutnya, cairannya
dipisahkan melalui penyaringan.
Beberapa macam indikator alami, antara lain yaitu
kunyit, kol ungu, ubi ungu, mahkota bunga (kembang sepatu, bougenvile, mawar),
dan bit.
6. Indikator
Universal
Indikator universal adalah campuran berbagai
indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan
warnanya.indikator universal dilengkapi dengan peta warna, sehingga kita bisa
menentukan nilai pH zat berdasarkan warna-warna tersebut. Dengan mengetahui
nilai pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau
netral.Pada tercobaan ini, digunakan 5 jenis indikator, yaitu metil jingga,
metil merah, bromtilol biru,fenltalein, dan indikator universal.dan dilakukan
percobaan membuat indikator alami dari bunga dan kunyit.Harga pH sebuah larutan
dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator. Indikator memiliki
trayek perubahan warna yang berbeda-beda.
Indikator
(penunjukan asam basa) adalah asam atau basa organik lemah yang warna pada
daerah pH sekitar dua. Contoh indikator metil merah berubah warna pada daerah
pH 4,1 sampai 6,2. Asam dan basa sudah dikenal sejak
jaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal dari
bahasa latin, acetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat CH3COOH.
Istilah alkali diambil dari bahasa arab untuk abu. Diketahui bahwa hasil reaksi
antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam.
(Petrucci,
R. H. dan Suminar, 1987).
Menurut
Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion hidrogen (H+),
sedangkan basa adalah zat yang dalam air dapat melepaskan hidroksida (OH-).
Menurut teori Bronsted-Lowry, asam adalah donor proton (H+),
sedangkan basa adalah akseptor proton. Menurut Lewis, asam adalah
penerima/akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah pemberi/donor pasangan
elektron.
Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air, tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang sesungguhnya. Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387).
Sifat asam dan basa larutan tidak hanya terdapat dalam larutan air, tetapi juga dalam larutan lain seperti amoniak, eter, dan benzena. Akibatnya cukup sulit mengetahui sifat asam dan basa larutan yang sesungguhnya. Sejak dahulu orang sudah mencoba untuk mengidentifikasi sifat larutan ini dengan berbagai cara dari yang sangat sederhana, hingga menggunakan alat khusus. Cara yang baik adalah menguji larutan tersebut dengan suatu indikator (Syukri, 1999:387).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar