PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari campurannya
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Secara umum, tujuan ekstraksi
adalah :
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok
senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin
3. Organisme yang digunakan dalam pengobatan
tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara dididihkan dalam air
4.
Sifat
senyawa yang akan diisolasi dalam menguji organisme untuk mengetahui adanya
senyawa dengan aktivitas biologi khusus (Rachman, 2009).
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan
terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar
sel. Prinsip maserasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari
setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan
(Rachman, 2009)
Hampir 70% dari semua lemak dan
minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji
tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari, zaitun dan sebagainya.
Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan
menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan evaporasi.
Ekstraksi merupakan
teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic.
Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang tidak melibatkan ekstraksi.
Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan suatu pelarut.
Ragam ekstraksi yang
tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan kandungan air bahan tumbuhan yang
diekstraksi dan pada jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh
jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadi oksidasi enzim /
hidrolisis ( harborne, 1987 ).
Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting
dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar
berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar
dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga
memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas
rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas ( Aderson,1991 ).
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat
atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan
terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran
tersebut ( Geancoplis, 1998 ).
Secara umum ekstraksi
senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah,
daun, kulit batang dan akar menggunakan system maserasi menggunakan pelarut
organik polar seperti methanol dan n – heksan. Beberapa metode ekstarksi
senyawa organic bahan alam yang umum digunkan antaa lain (Darwis.D,2000).
a. Maserasi
a. Maserasi
Maserasi merupakan proses
perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur
ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam
karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga
senyawa metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam
pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama
perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan
memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan
alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut methanol merupakan pelarut yang
paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena
dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.
b.
Perkolasi
Perkolasi
merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan
membawa senyawa organik bersama- sama pelarutnya. Tetapi efektifitasnya dari
proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut
dalam pelarut yang digunakan.
c.
Sokletasi
Menggunakan
soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat dihemat karena terjadinya
sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk
senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
d.
Destilasi Uap
Proses
destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu
yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan.
Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk minyak atsiri.
e.
Pengempaan
Metode ini lebih banyak digunakan
dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan
isolasi dari daun gambir. Dimana pada proses inni tidak menggunakan pelarut. Penggunaan
ekstraksi soxhlet mempunyai keuntungan, salah satunya adalah proses ekstraksi
dapat berlangsung berulang-ulang secara otomatis sampai ekstraksi sempurna.
Namun kekurangan dari sistem ini adalah suhu campuran pada tabung ekstraksi
tidak sama dengan titik didih pelarutnya, sehingga proses ekstraksi membutuhkan
waktu lama.
Sokhetasi merupakan
proses pemisahan ( ekstrakti padatan ) suatu bahan alam dengan pelarut
organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode sokhlet digunakan
untuk memisahkan lemak dan minyak nabati.
B.
TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengetahui prinsip dasar dan komponen-komponen
peralatan soxhlet.
C. ALAT DAN BAHAN
v Alat
1. Kondesor Spiral
2. Elektromantel
3. Labu alas bulat
4. Klem dan statif
5. Pipa sifon
6. Pipa F
7. Timbal
8. Lubang kondensor
9. Selang air masuk
10. Selang air keluar
11. Kertas saring
12. Ember
13. Jergen
v Bahan
1. Alkohol
2. Air
3. Ekstrak daun pandan suji
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI SOXHLET
Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping,
still pot (wadahpenyuling) bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet,expansion adapter, condenser
(pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet biasadigunakan
dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini
dipilihkarena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan
larutan sari yang dialirkanmelalui sifon tetap tinggal dalam labu,
sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampelselalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian
metodeini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan
untuk ekstraksisenyawa yang tahan panas
(Harper 1979).Soxhlet merupakan Ekstraksi padat-cair digunakan untuk
memisahkan analit yang terdapat padapadatan menggunkan pelarut organic. Padatan
yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahuludengan cara ditumbuk atau juga
diiris-iris. Kemudian padatan yang telah halus dibungkus dengankertas saring.
Padatan yang terbungkkus kertas saring dimasukkan kedalam alat ekstraksi
soxhlet.Pelarut organic dimasukkan kedalam labu alas bulat. Kemudian alat
ektraksi soxhlet dirangkaidengan kondensor . Ekstraksi dilakukan dengan
memanaskan pelarut organic sampai semua analitterekstrak (Annim A, 2013)
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan
laboratorium. Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya
dirancang untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet
tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya
diperlukan apabila senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam
pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa
yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka filtrasi
sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi pelarut.
Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa
yang diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas
filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet.
Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet
tersebut kemudian dilengkapi dengan sebuah kondensor (Anonim B, 2013).
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
B. SEJARAH SOXHLET
Catatan William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti
arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik berasal
dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga
memelopori dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
Sebuah ekstraktor Soxhlet
adalah bagian dari peralatan laboratorium. Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz
von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk ekstraksi lipid dari bahan padat.
Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada ekstraksi lipid. Biasanya,
ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa yang diinginkan memiliki
kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika
senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikan dalam pelarut maka
filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkan senyawa dari substansi
pelarut.
Biasanya bahan padat yang mengandung
beberapa senyawa yang diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang
terbuat dari kertas filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang utama dari
ekstraktor Soxhlet. Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi
pelarut. Soxhlet tersebut kemudian dilengkapi dengan sebuah kondensor.
C.
PRINSIP DASAR SOKLET
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan
pelarut yang selalu baru yang umumnya sehinggaterjadi ekstraksi kontiyu dengan
jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapankadar lemak
dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari
bahandengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang
benar-benar bebas air. Haltersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air
tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut
tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah
pelarut hexana(Darmasih 1997.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali
dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut
yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada
bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan atau
yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan
untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan
untuk pemisahan ini adalah sokletasi
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi sampel,
secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa
kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary evaporator sehingga
pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair
atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan
menggunakan pelarut yang diinginkan.
D.
MEKANISME KERJA SOXHLET
Sampel yang sudah
dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam
“Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sample ditutup dengan kapas. Pelarut
yang digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 60 – 80°C.
Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan
Petroleum Spirit 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena
kelarutan lemak pada pelarut organik.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam
soxhlet . Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik
serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk
pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik
melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati
bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair,
kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan
sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga
pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan
selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan.
F. KOMPONEN ALAT SOXHLET
a. Komponen soxhlet
1. Lubang kondensor berfungsi sebagai jalan masuknya uap
kekondensor dan jalan keluarnya uap yang terkondensasi dari kondensor menuju
timbal.
2. Ember berfungsi sebagai tempat penampung air yang
keluar dari kondensor.
3. Jergen berfungsi sebagai wadah air
4. Elektromantel berfungsi sebagai pemanas untuk
memanaskan pelarut .
5. Pipa F berfungsi sebagai tempat jalannya uap dari labu
alas bulat kekondensor.
6. Selang air keluar berfungsi sebagai tempat keluarnya
air dari kondensor.
7. Selang air masuk berfungsi sebagai tempat untuk
mengalirkan air masuk kekondensor.
8. Kondensor spiral berfungsi sebagai pendingin dan
mempercepat proses pengembunan.
9. Timbal berfungsi sebagai wadah sampel.
10. Sifon berfungsi sebagai tempat lewatnya siklus.
11. Kertas saring berfungsi untuk membungkus sampel yang
akan dianalisis
12. Klem dan statif berfungsi sebagai penahan alat
soxhletasi.
13. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah pelarut dan
sebagai penampung hasil ekstraksi.
G. SYARAT
PELARUT DALAM SOKLETASI
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah
menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol
2. Titik didih pelarut
rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan
senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut terbaik untuk
bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan
terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan
senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut – pelarut
organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut heksana,
eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa – senyawa
trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil asetat
untuk memisahkan senyawa – senyawa yang lebih polar. Walaupun demikian, cara
ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang sempurna dari senyawa –
senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang sedang
berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi harus
dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar matahari,
senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau
dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini
lebih efisien, karena:
1. Pelarut organik dapat
menarik senyawa organik dalam bahan alam secara berulang kali.
2. Waktu yang digunakan
lebih efisien.
3. Pelarut lebih sedikit
dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
1. Pelarut yang digunakan
tidak berwarna lagi.
2. Sampel yang diletakkan
diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
3. Hasil sokletasi di uji
dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang spesifik.
H. CARA PENYIMPANAN DAN PERAWATANNYA
1.
Cara Penyimpanan
soxhlet biasanya
disimpan di laboratorium instrumen. Sebaiknya soxhlet disimpan di meja atau tempat yang
permanen untuk menghindari adanya guncangan yang dapat merusak alat. Selain
itu, soxhlet lebih baik disimpan di tempat yang tidak terlalu panas atau tidak
terlalu lembap.
2. Cara
Perawatan
Perawatan
soxhlet terdapat bermacam-macam. Perawatan pada pendingin yaitu air yg
digunakan air aquabides untuk mencegah kerusakan pendingin akibat terjadinya
perkaratan pada bagian dalam alat. Aquabides tersebut juga harus diganti secara
berkala, misalnya jika sering digunakan diganti setiap 2 minggu sekali. Perawatan
pada alat gelas sama seperti peralatan gelas yang lain, yaitu disimpan dalam
keadaan yang bersih dan kering disimpan di tempat yang memiliki temperatur
ruangan. Penangas air dirawat dengan cara mengganti air secara berkala,
misalnya jika sering digunakan dua kali dlam seminggu. Selain itu, ada baiknya
setiap alat yang memiliki saklar tersendiri. Penangas air untuk saklar penangas
air, pendingin untuk saklar pendingin, begitu juga seterusnya.
I.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Adapun kelebihan dari alat sokletasi :
1. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
2. Proses sokletasi berlangsung cepat.
3. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
4. Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
5. Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
Adapun kelemahan dari alat soklet :
1.
Harus dilakukan identifikasi setelah
penyarian, dengan menggunakan pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen
lainnya.
2.
Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi
bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan
panas karena akan terjadi penguraian.
3. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.
Skema kerja
1. Pasang alat soklet
2. Haluskan dan keringkan
sampel
3. Bungkus sampel dengan
kertas saring ( selongsong ), ikat dengan benang,masukkan ke dalam alat soklet
4. Masukkan pelarut
sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
5. Lakukan sokletasi sampai
pelarut tidak berwarna
6. Keluarkan sampel,
panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil ekstraksi.
J. APLIKASI DARI SOXHLET
Ekstraksi Soxhlet digunakan untuk
mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan
pengotor-prngotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan
dan yang dipisahkan dengan metode ini berbentuk padatan. Dalam percobaan ini
kami menggunakan sampel kemiri. Ekstraksi soxhlet ini juga dapat disebut dengan
ekstraksi padat-cair.
Padatan
yang diekstrak ditumbuk terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kertas saring
dan dimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet, sedangkan pelarut organic
dimasukkan kepadal labu alas bulat kemudian seperangkat ekstraktor soxhlet
dirangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan pelarut
sampai semua analit terekstrak (kira-kira 6 x siklus). Hasil ekstraksi
dipindahkan ke rotary evaporator vacuum untuk diekstrak kembali berdasarkan
titik didihnya .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh
dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip kerja soxhlet
Prinsip dasar soxhlet
adalah penyaringan yang berulang-ulang (kontinue), sehingga hasil yang
diperoleh sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Maksud dari
penyaringan berulang-ulang adalah pertama memanaskan pelarut, selanjutnya uap
dari pelarut akan naik menuju kondensor melalui pipa F. Pada kondensor ini, uap
pelarut akan didinginkan dan akan terkondensasi akan memisahkan komponen sampel
dan menuju kesifon. Jika pipa sifon telah penuh dengan pelarut maka pelarut
akan kembali kelabu alas bulat. Proses ini disebut satu siklus. Siklus ini akan
terjadi berulang-ulang. Semakin banyak terjadinya siklus maka proses pemisahan
akan maksimal. Proses pemanasan dihentikan pada saat warna pelarut berubah menjadi
bening pada timbal.
2. Komponen-komponen peralatan soxhlet :
a) Elektromantel
b) Labu alas bulat
c) Kondensor spiral
d) Pipa F
e) Pipa sifon
f) Timbal
g) Selang air masuk
h) Selang air keluar
i) Lubang kondensor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar