KROMATOGRAFI KOLOM
I.
Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan percobaan pada perlakuan ini yaitu sebagai berikut :
1.)
Memisahkan pigmen atau komponen-komponen dari ekstrak
daun pandan suji (Pleomele
angustifiolia N.E Brown ).
2.)
Memisahkan Cr(III) dan Cr(IV) dari campurannya.
II.
Dasar Teori
Kromatografi pertama kali diberikan oleh
Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi
untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Tswett
sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya
karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains mungkin akan
lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar
tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan dilaporkan oleh ahli sains
organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan
kromatografi adsorsi menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam (Speight, 2006).
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan
campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium
tertentu. Pada kromatografi komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua
buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen
campuran, sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen
yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang
mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Speight, 2006).
Komponen-komponen
utama kromatografi adalah fasa stasioner dan fasa mobil dan kromatogarfi dibagi
menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme
pemisahannya,seperti ditunjukkan pada table dibawah ini :
Kriteria
|
Nama
|
Fase mobil
|
Kromatografi cair, kromatografi
gas kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi
|
Mekanisme
|
Kromatografi pertukaran ion,
kromatografi gel
|
Fase stasioner
|
Kromatografi kolom,
kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas
|
(Anonim A, 2013).
Kromatografi kolom merupakan salah satu dari kromatografi partisi yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien
untuk pemisahan senyawa organic.
Kromatografi kolom sering kali digunakan untuk memurnikan senyawa di
laboratorium. Kromatografi kolom bekerja berdasarkan skala yang lebih besar
menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal. Kromatografi
kolom merupakan teknik pemisahan berdasarkan pada perbedaan daya adsorpsi suatu
adsorben tertentu terhadap suatu senyawa baik pengotor maupun senyawa hasil
isolasi. Prinsip dari kromatografi kolom ini adalah adsorpsi (Anonim
A, 2013).
Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat
terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom (atau, seperti dalam
kromatografi kertas atau lapis tipis, ekivalen fisik kolom), dan tentu saja
dasar pemisaha terletak dalam laju perpindahan yang berbeda untuk larutan yang
berbeda. Kita boleh menganggap laju perpindahan sebuah zat terlarut sebagia
hasil dari dua faktor, yang satu cendrung menggerakkan zat terlarut itu dan
yang lain menahannya. Dalam proses asli tswett, kecendrungan zat-zat terlarut
untuk menyerap pada fasa padat menahan pergerakan mereka, sementara
kelarutannya dalam fasa cair bergerak cendrung menggerakkan mereka. Perbedaan
yang kecil antara dua zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi dan dalam
inetraksinya dengan pelarut yang bergerak menajdi dasar pemisahan bila
molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar di antara dua fasa itu
ke seluruh panjang kolom (Underwood, 2002).
Kromatografi kolom
merupakan teknik kromatografi yang paling awal ditemukan. Ditinjau dari
mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi terapan atau adsorpsi
berdasarkan jenis fasa yang digunakan. Fasa diam berupa adsorben yang tidak
boleh larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Zat
pengotor yang terdapat pada fasa diam dapat menyebabkan adsorpsi tidak
reversible. Sebagai fasa diam dapat digunakan alumina, silica gel, arang,
bauksit, magnesium kerbonat, talk, pati, sekilator, gula, dan tanah diatome.
Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dlakukan dengan cara kering dan cara basah.
Fasa gerak pada kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran
beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat berupa pelarut polar
dan pelarut non polar. Umumnya senyawa non polar dengan berat molekul kecil
lebih cepat meninggalkan fasa diam (Anonim B, 2013).
Kromatografi kolom menunjukan adanya prinsip
yang sama yang digunakan dalam kromatogtafi lapis tipis yang dapat diterapkan
pada skala besar pada pemisahan campuran. Kromatografi sering kali digunakan
untuk pemurnian senyawa di leboraturium. Berbagai ukuran kolom dapat digunakan
dimana hal utama yang dipertimbangkan adalah kapasitas yang memadai untuk
menerima sampel-sampel tanpa mealui fase diamnya. Merupakan aturan praktis yang
umum bahwa panjang kolom harus sekurang- kurangnya 10 kali ukuran diameternya.
Jika kita mempunyai kolom dengan panjang 20 cm, dan diameternya 1 atau 2 cm.
Bahan pengemasnya suatu adsorben seperti alumina atau resin penukar ion,
dimasukkan dalam bentuk suspense kedalam porsi fasa bergerak dan
dibiarkan diam dalam komponen basa dengan sedikit cairan (Anonim B, 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar