Sabtu, 29 Juni 2013

laporan kromatografi kolom


KROMATOGRAFI KOLOM
I.       Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada perlakuan ini yaitu sebagai berikut :
1.)    Memisahkan pigmen atau komponen-komponen dari ekstrak daun    pandan suji (Pleomele angustifiolia N.E Brown ).
2.)    Memisahkan Cr(III) dan Cr(IV) dari campurannya.
II.    Dasar  Teori
      Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Tswett sendiri mengantisipasi penearapan pada beraneka ragam sistem kimia. Seandainya karyanya segera ditanggapi dan diperluas, beberap bidang sains mungkin akan lebih cepat maju. Demikianlah kromatografi tetap tersembunyi sampai sekitar tahun 1931, ketika pemisahan karotenatumbuhan dilaporkan oleh ahli sains organik terkemuka yaitu Kuhn. Penelitian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorsi menjadi meluas pemakaiannya dalam bidang kimia hasil alam (Speight, 2006).
        Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Speight, 2006).
Komponen-komponen utama kromatografi adalah fasa stasioner dan fasa mobil dan kromatogarfi dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa mobil dan mekanisme pemisahannya,seperti ditunjukkan pada table dibawah ini :
Kriteria
Nama
Fase mobil
Kromatografi cair, kromatografi gas kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi
Mekanisme
Kromatografi pertukaran ion, kromatografi gel
Fase stasioner
Kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas
(Anonim A, 2013).
Kromatografi kolom merupakan salah satu dari kromatografi partisi yang digunakan luas karena merupakan sangat efisien untuk pemisahan senyawa organic. Kromatografi kolom sering kali digunakan untuk memurnikan senyawa di laboratorium. Kromatografi kolom bekerja berdasarkan skala yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal. Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan berdasarkan pada perbedaan daya adsorpsi suatu adsorben tertentu terhadap suatu senyawa baik pengotor maupun senyawa hasil isolasi. Prinsip dari kromatografi kolom ini adalah adsorpsi           (Anonim A, 2013).
Dalam semua teknik kromatografi, zat-zat terlarut yang dipisahkan bermigrasi sepanjang kolom (atau, seperti dalam kromatografi kertas atau lapis tipis, ekivalen fisik kolom), dan tentu saja dasar pemisaha terletak dalam laju perpindahan yang berbeda untuk larutan yang berbeda. Kita boleh menganggap laju perpindahan sebuah zat terlarut sebagia hasil dari dua faktor, yang satu cendrung menggerakkan zat terlarut itu dan yang lain menahannya. Dalam proses asli tswett, kecendrungan zat-zat terlarut untuk menyerap pada fasa padat menahan pergerakan mereka, sementara kelarutannya dalam fasa cair bergerak cendrung menggerakkan mereka. Perbedaan yang kecil antara dua zat terlarut dalam kekuatan adsorpsi dan dalam inetraksinya dengan pelarut yang bergerak menajdi dasar pemisahan bila molekul-molekul zat terlarut itu berulang kali menyebar di antara dua fasa itu ke seluruh panjang kolom (Underwood, 2002).
Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal ditemukan. Ditinjau dari mekanismenya kromatografi kolom merupakan kromatografi terapan atau adsorpsi berdasarkan jenis fasa yang digunakan. Fasa diam berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran partikel fasa diam harus seragam. Zat pengotor yang terdapat pada  fasa diam dapat menyebabkan adsorpsi tidak reversible. Sebagai fasa diam dapat digunakan  alumina, silica gel, arang, bauksit, magnesium kerbonat, talk, pati, sekilator, gula, dan tanah diatome. Pengisian fasa diam ke dalam kolom dapat dlakukan dengan cara kering dan cara basah. Fasa gerak pada kromatografi kolom dapat berupa pelarut tunggal atau campuran beberapa pelarut dengan komposisi tertentu. Pelarut dapat berupa pelarut polar dan pelarut non polar. Umumnya senyawa non polar dengan berat molekul kecil lebih cepat meninggalkan fasa diam (Anonim B, 2013).
Kromatografi kolom menunjukan adanya prinsip yang sama yang digunakan dalam kromatogtafi lapis tipis yang dapat diterapkan pada skala besar pada pemisahan campuran. Kromatografi sering kali digunakan untuk pemurnian senyawa di leboraturium. Berbagai ukuran kolom dapat digunakan dimana hal utama yang dipertimbangkan adalah kapasitas yang memadai untuk menerima sampel-sampel tanpa mealui fase diamnya. Merupakan aturan praktis yang umum bahwa panjang kolom harus sekurang- kurangnya 10 kali ukuran diameternya. Jika kita mempunyai kolom dengan panjang 20 cm, dan diameternya 1 atau 2 cm. Bahan pengemasnya suatu adsorben seperti alumina atau resin  penukar ion, dimasukkan dalam bentuk suspense  kedalam porsi fasa bergerak dan dibiarkan diam dalam komponen basa dengan sedikit cairan (Anonim B, 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar