PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ekstraksi
adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari campurannya
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut. Secara umum, tujuan ekstraksi
adalah :
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok
senyawa kimia tertentu, misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin
3. Organisme yang digunakan dalam pengobatan
tradisional, dan biasanya dibuat dengan cara dididihkan dalam air
4.
Sifat
senyawa yang akan diisolasi dalam menguji organisme untuk mengetahui adanya
senyawa dengan aktivitas biologi khusus (Rachman, 2009).
Proses
pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat
akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
Prinsip maserasi adalah penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya
tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi
dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Rachman, 2009)
Penguapan atau evaporasi adalah
proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan
menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki
energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak cairan akan berubah
menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan mereka
saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka
bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah
satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat menembus titik didih cairan.
Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke
dalam gas dan "menguap".
Evaporasi atau penguapan juga
dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih.
Berikut adalah faktor-faktor yang
mempercepat proses evaporasi:
1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu
titik didihnya, namun prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena evaporasi menyerap kalor laten dari
sekelilingnya. Dengan demikian, semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak
jumlah kalor yang terserap untuk mempercepat evaporasi.
2.
Kelembapan udara;
jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering. Semakin kering
udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin cepat evaporasi
terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di ruang terbuka
lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam botol gelas.
Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah kelembapan
udaranya rendah.
3.
Tekanan; semakin
besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi terjadi. Pada tetesan air yang
berada di gelas botol yang udaranya telah dikosongkan (tekanan udara
berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4.
Gerakan udara;
pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang sirkulasi udara
atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal ini sama saja
dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah
terevaporasi lebih cepat daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh,
raksa dengan titik didih 357°C lebih susah terevapporasi daripada eter yang
titik didihnya 35°C (Anonim, 2010).
Vakum Rotary Evaporator adalah
sebuah alat di laboratorium kimia yang digunakan untuk menghilangkan kandungan
cairan (liquid yang berada dalam sebuah solvent dengan cara evaporasi
(penguapan). Rotary evaporator pertama kali ditemukan oleh Lyman C. Craig.
Pada tahun 1957 perusahaan asal Swiss yaitu Buchi baru mengkomersilkannya.
Komponen-komponen yang terdapat di dalam vakum rotary evaporator antara lain,
sebuah sebuah motor penggerakan untuk memutar botol yang berisi sampel, pipa
uap air hasil dari penguapan sampel, sebuah sistem vakum yang berguna untuk
menurunkan tekanan yang terjadi dalam sistem evaporator, sebuah pemanas yang
berisi cairan, dan kondensor untuk mendinginkan hasil evaporasi supaya mencapai
suhu yang standar (Anonim, 2011).
B. TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya
percobaan ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bagian dan fungsi alat-alat
evaporator.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI EVAPORATOR
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi
mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari
bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar
panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya
terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu
menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam
kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil
dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau
larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh
dari air asin jenuh (merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator.
Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam
evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya.
Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh
cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi
panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya
dari air laut atau zat kontaminasi lain (Wikipedia, 2013).
Rotary vakum evaporator adalah instrumen yang
menggunakan prinsip destilasi (pemisahan). Prinsip utama dalam instrumen ini
terletak pada penurunan tekanan pada labu alas bulat dan pemutaran labu alas
bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih cepat dibawah titik
didihnya. Instrumen ini lebih disukai, karena hasil yang diperoleh sangatlah
akurat. Bila dibandingkan dengan teknik pemisahan lainnya, misalnya menggunakan
teknik pemisahan biasa yang menggunakan metode penguapan menggunakan oven. Maka
bisa dikatakan bahwa instrumen ini akan jauh lebih unggul. Karena pada
instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang
lainnya. Dan teknik yang digunakan dalam rotary vakum evaporator ini bukan
hanya terletak pada pemanasannya tapi dengan menurunkan tekanan pada labu alas
bulat dan memutar labu alas bulat dengan kecepatan tertentu. Karena teknik
itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senyawa yang larut dalam
pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. Dan dengan pemanasan
dibawah titik didih pelarut, sehingga senyawa yang terkandung dalam pelarut
tidak rusak oleh suhu tinggi.
B. SEJARAH EVAPORATOR
Walter
BUCHI mengambil gagasan C.C. Draig dan ME Volk bersama-sama
dengan industri kimia Basel dan mengembangkan pembuatan rotavapor yang
pertama kali. Instrumen paten pertama dijual tahun 1957 di Basel dan
diperkenalkan ke publik internasional untuk pertama kalinya di ACHEMA di
Frankfurt pada tahun 1958. Itu adalah sukses besar!
Rotavapor® Model 1957 menampilkan operasi motor induksi bebas percikan api dan kondensor kaca yang kuat dengan koil pendingin . Untuk pertama kalinya memungkinkan untuk dapat mengatur kecepatan putaran motor terus menerus antara 0-240 rpm dengan potensiometer yang telah diatur. Kondensor itu diletakkan pada unit pengendali dengan menggunakan sambungan standar. Setelah varian pertama tahun 1957 memungkinkan sebuah pemasukan terus menerus dari cairan selama distilasi dengan tabung pengumpan dan cock. Sebuah pompa air jet digunakan sebagai sumber vakum dan wadah air, dimana flask bisa berputar dan sebagian terbenam untuk dipanaskan. Selama lebih dari 20 tahun Rotavapor ® Model 1957 ini populer di laboratorium yang tak terhitung jumlahnya. Pada ACHEMA tahun 1961 berbagai perusahaan telah memamerkan rotary evaporator yang jelas menyalin model BUCHI tetapi tidak pernah bisa mengatasinya. Baca lebih lanjut tentang kemajuan dan keberhasilan Rotavapor BUCHI ® dalam artikel berikutnya pada halaman ini.
Rotavapor® Model 1957 menampilkan operasi motor induksi bebas percikan api dan kondensor kaca yang kuat dengan koil pendingin . Untuk pertama kalinya memungkinkan untuk dapat mengatur kecepatan putaran motor terus menerus antara 0-240 rpm dengan potensiometer yang telah diatur. Kondensor itu diletakkan pada unit pengendali dengan menggunakan sambungan standar. Setelah varian pertama tahun 1957 memungkinkan sebuah pemasukan terus menerus dari cairan selama distilasi dengan tabung pengumpan dan cock. Sebuah pompa air jet digunakan sebagai sumber vakum dan wadah air, dimana flask bisa berputar dan sebagian terbenam untuk dipanaskan. Selama lebih dari 20 tahun Rotavapor ® Model 1957 ini populer di laboratorium yang tak terhitung jumlahnya. Pada ACHEMA tahun 1961 berbagai perusahaan telah memamerkan rotary evaporator yang jelas menyalin model BUCHI tetapi tidak pernah bisa mengatasinya. Baca lebih lanjut tentang kemajuan dan keberhasilan Rotavapor BUCHI ® dalam artikel berikutnya pada halaman ini.
Selama
tahun tujuh puluhan ketika televisi tidak mewah lagi di Swiss, jumlah
penonton mencapai lebih dari satu juta rumah tangga dan Amerika Serikat
menghadapi penemuan floppy disk, BUCHI sekali lagi menggemparkan
dunia internasional dengan trendsetter alat laboratorium .
Instrumen penguapan dalam desain baru yang terintegrasi dengan wadah air
dan minyak yang menawarkan kejutan yang menyenangkan. Tidak ada yang
ditinggalkan: Sebuah kondensor diagonal disajikan untuk distilasi standar pada
ketinggian langit-langit yang terbatas, kondensor reflow yang hemat tempat
diberikan untuk pelarut berbusa dan kondensor es kering memungkinkan penguapan
dari pelarut dengan titik didih rendah.
Meskipun instrumen tetap sangat compact, keamanan operasional meningkat dengan platform yang lebih besar. Motto di tahun 1971 adalah untuk mendukung berbagai variasi dan peningkatan keselamatan. Jadi, hampir semua kebutuhan pelanggan dan setiap bidang aplikasi bisa terpenuhi. Keberhasilan adalah bila tidak gagal untuk tampil, Rotavapor-R menjadi trendseter laboratorium pada tahun tujuh puluhan.
Meskipun instrumen tetap sangat compact, keamanan operasional meningkat dengan platform yang lebih besar. Motto di tahun 1971 adalah untuk mendukung berbagai variasi dan peningkatan keselamatan. Jadi, hampir semua kebutuhan pelanggan dan setiap bidang aplikasi bisa terpenuhi. Keberhasilan adalah bila tidak gagal untuk tampil, Rotavapor-R menjadi trendseter laboratorium pada tahun tujuh puluhan.
C. JENIS-JENIS EVAPORATOR
Evaporator
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Steam heated evaporator adalah
evaporator dengan pemanasan stem dimana uap atau uap lain yang dapat dikondensasi
adalah sumber panas dimana uap terkondensasi di satu sisi dari permukaan
pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang mendidih.
- Submerged combustion evaporator adalah
evaporator yang dipanaskan oleh api yang menyala di bawah permukaan
cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati cairan.
- Direct fired evaporator adalah
evaporator dengan pengapian langsung dimana api dan pembakaran gas
dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi atau permukaan untuk
memanaskan.
D. PERTIMBANGAN PEMILIHAN EVAPORATOR
1. Kontak panas harus tetap menjaga produk yang harus
diuapkan
2.
Ukuran disesuaikan dengan kapsitas produksinya
3. Pemeriksaan
permukaan cukup mudah dengan membukan rak evaporator
4. Ekonomis
dibuat bertingkat atau rekompressi termal/mekanis
5. Mudah
dioperasikan, suara tidak gaduh
6.
Mudah pembersihan dan perawatannya
7. Bahan
pembuatannya cukup baik
E. KAPASITAS EVAPORATOR
Untuk
evaporator jenis tabung dengan pemanasan uap, maka performa evaporator diukur
berdasarkan atas kapasitas evaporator tersebut. Kapasitas didefinisikan sebagai
banyaknya pon air yang diuapkan per jam. Agar dapat memindahkan energi panas
sesuai dengan keinginan, maka permukaan perpindahan panas evaporator harus
mempunyai kapasitas perpindahan panas yang cukup, agar semua refrigeran yang
akan diuapkan di dalam evaporator dapat berlangsung dengan optimal dan
menghasilkan pendinginan yang maksimum pula. Pemindahan panas yang berlangsung
di evaporator daoat terjadi dalam du cara yaitu konveksi dan konduksi. Besarnya
kapasitas perpindahan panas pada evaporator tergantung pada lima variabel,
yaitu luas area permukaan, beda suhu, faktor konduktivitas panas, ketebalan material
yang digunakan, serta waktu.
Contohnya
evaporator vakum. Evaporator jenis ini biasanya terbuat dari bahan stainles
stell 312 dan 308.dengan kapasitas dari 20 liter sampai dengan 120 liter.
F. KOMPONEN ALAT
EVAPORATOR
a. Komponen evaporator
1. Kondensor : serfungsi sebagai pendingin yang
mempercepat proses perubahan fasa, dari fasa gas ke fasa cair.
2. Waterbath : sebagai wadah air yang dipanaskan oleh hot
plate untuk labu alas yang berisi “sampel”
3. Refrigerator berfungsi sebagai pendingin air yang
berjalan dari refrigerator kekondensor dan kembali lagi kerifrigerator.
4. Pompa vakum berfungsi untuk menurunkan tekanan pada
labu alas bulat sehingga pelarut menguap dibawah titik didihnya.
5. Ujung rotor “sampel” : berfungsi sebagai tempat labu
alas bulat sampel bergantung.
6. Ujung rotor “penampung” : berfungsi sebagai tempat
labu alas bulat penampung bergantung.
7. Hot plate : berfungsi untuk mengatur suhu pada
waterbath dengan temperatur yang diinginkan (tergantung titik didih dari
pelarut).
8. Lubang kondensor : berfungsi pintu keluar bagi air
dari dalam kondensor.
9. Lubang kondensor : berfungsi pintu masuk bagi air
kedalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa vakum.
10. Labu alas bulat penampung : berfungsi sebagai wadah
bagi penampung pelarut.
G. FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PROSES EVAPORATOR
1. Konsentrasi dalam cairan
Untuk liquida msuk evaporator dalam
keadaan encer, juga semakin pekat larutan, semakin tinggi pula titik didih
larutan dan untuk ini harus diperhatikan adanya kenaikan titik didih (KTD).
2. Kelarutan solute dalam larutan
a. Dengan demikian pekatnya larutan, maka konsentrasi
solute makin tinggi pula, sehingga btas hasil kali kelarutan dapat terlampaui
yang akibatnya terbentuk Kristal solute. Jika dengan adanya hal ini, dalam
evaporasi harus diperhatikan batas konsentrasi solute yang maksimal yang dapat
dihasilkan oleh proses evaporasi.
b. Pada umumnya, kelarutan suatu granul/solid makin besar
dengan makin tingginya suhu, sehingga pada waktu “drainage” dalam keadaan
dingin dapat terbentuk Kristal yang dalam hal ini dapat merusak evaporator.
Jadi harus diperhatikan suhu drainage.
c. Sensitifitas materi terhadap suhu dan lama pemanasan
Beberapa zat materi yang dipanskan
dalam evaporasi tidak tahan terhadap suhu tinggi atau terhadap pemanasan yang
terlalu alam. Misalnya bahan-bahan biologis seperti susu, jus, bahan-bahan
farmasi dan sebagainya. Jadi untuk zat-zat semacam ini diperlukan suatu cara
tertentu untuk mengurangi waktu pemanasan dan suhu operasi.
d. Pembuataan buih dan percikan
Kadang-kadang beberapa zat, seperti
larutan NaOH, “skim milk” dan beberapa asam lemak akan menimbulkan buih, busa
yang cukup banyak selama penguapan disertai dengan percikan-percikan liquida
yang tinggi. Buih/percikan ini dapat terbawa oleh uap yang keluar dari
evaporator dan akibatnya terjadi kehilangan. Jadi harus diusahakan
pencegahannya.
e. Pembentukan kerak
Banyak larutan yang sifatnya mudah
membentuk kerak/endapan. Dengan terbentuknya kerak ini akan mengurangi overall
heat transfer coefficient, jadi diusahakan konsentrasi/teknikevaporator yang
tepat karena biaya pembersihan kerak atau memakan waktu atau biaya.
H. CARA PENYIMPANAN DAN PERAWATANNYA
1.
Cara Penyimpanan
Rotary evaporator
biasanya disimpan di laboratorium instrumen. Sebaiknya rotary evaporator
disimpan di meja atau tempat yang permanen untuk menghindari adanya guncangan
yang dapat merusak alat. Selain itu, rotary evaporator lebih baik disimpan di
tempat yang tidak terlalu panas atau tidak terlalu lembap.
2. Cara
Perawatan
Perawatan
rotary evaporator terdapat bermacam-macam. Perawatan pada pendingin yaitu air
yg digunakan air aquabides untuk mencegah kerusakan pendingin akibat terjadinya
perkaratan pada bagian dalam alat. Aquabides tersebut juga harus diganti secara
berkala, misalnya jika sering digunakan diganti setiap 2 minggu sekali. Perawatan
pada alat gelas sama seperti peralatan gelas yang lain, yaitu disimpan dalam
keadaan yang bersih dan kering disimpan di tempat yang memiliki temperatur
ruangan. Penangas air dirawat dengan cara mengganti air secara berkala,
misalnya jika sering digunakan dua kali dlam seminggu. Selain itu, ada baiknya
setiap alat yang memiliki saklar tersendiri. Penangas air untuk saklar penangas
air, pendingin untuk saklar pendingin, begitu juga seterusnya.
I.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Segalanya yang terdapat di dunia ini
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Begitu pula dengan alat
– alat yang sering digunakan dalam perindustrian. Terdapat beberapa kelebihan
serta kekurangan dari evaporator yang sering digunakan. Contohnya dalam
evaporator tabung-horizontal sirkulasi alam, kelebihannya evaporator jenis ini
terus beroperasi, relatif lebih murah, dan baik untuk cairan non-viskos yang
mentransfer panas tinggi. Kekurangannya evaporator jenis ini tidak cocok untuk
cairan viskos atau kental karena akan memperburuk sirkulasi cairan.
J. APLIKASI DARI EVAPORASI DALAM INDUSTRI
Evaporator merupakan salah satu alat
yang biasa digunakan dalam industri – industri di berbagai sektor. Salah satu
industri yang menggunakan evaporator dalam prosesnya adalah dalam industri
gula. Dalam pembuatan gula putih, terjadi beberapa tahapan pengolahan, yaitu
pemerahan nira, pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal, dan
pengeringan. Evaporator sendiri berguna dalam tahap penguapan.
Untuk menghilangkan kadar uap air yang
terdapat di dalam nira dilakukanlah proses penguapan atau evaporasi. Di pabrik
gula, penguapan dilakukan dengan menggunakan beberapa evaporator dengan sistem
multiple effect yang disusun secara dapat ditukar agar dapat dibersihkan
bergantian.
Digunakan
evaporator efek-ganda agar proses evaporasi berjalan lebih efektif dan efisien.
Evaporasi dimulai dengan memasukkan nira yang akan di evaporasi ke dalam
evaporator pertama. Nira ini akan dievaporasi sehingga terbentuk nira yang
lebih pekat, serta uap dan kondensat. Uap hasil penguapan tadi digunakan lagi
dalam evaporator kedua, dan umpan yang dimasukkan adalah nira yang lebih pekat
tadi. Dan berlanjut terus untuk evaporator ketiga dan seterusnya, hingga
didapat nira kental yang berwarna gelap dengan kepekatan kurang lebih 60 brik.
Sedangkan uap yang dihasilkan dibuang ke kondensor sentral dengan perantara
pompa vakum.Gambar dibawah merupakan salah satu evaporator dalam pembuatan
nira, tetapi dalam pembuatannya digunakan beberapa evaporator jenis ini yang
disusun sedemikian rupa hingga bekerja dengan baik.
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu
untuk membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari
dan angin. Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan
sehingga larutan memiliki konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu
yang sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk
pengawetan adalah pembuatan susu kental manis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh
dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip kerja rotary evaporator
Prinsip kerja dari rotary evaporator yaitu menggunakan
prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan menguap
dibawah titik didihnya.
2. Bagian-bagian dari alat rotary evaporator
a) Water bath, berfungsi sebagai
tempat/wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas bulat yang
berisi sampel
b) Hot plate, berfungsi untuk mengatur
suhu pada water bath dengan temperature yang diinginkan
c) Labu alas bulat tempat pelarut yang
menguap dan labu alas bulat tempat sampel dan pelarut yang akan diuapkan.
d) Kondensor, berfungsi sebagai
pendingin dan mempercepat proses pengembunan.
e) Ujung rotor sampel, berfungsi
sebagai tempat labu alas bulat sampel bergantung.
f) Ujung rotor penampung, berfungsi
sebagai tempat labu alas bulat penampung bergantung
g) Pompa vakum, berfungsi untuk
mempercepat proses penguapan
h) Refri genitor, berfungsi sebagai
tempat siklus air dari refri genitor ke kondensor dan kembali lagi ke refri
genitor.
i) Lubang kondensor, berfungsi sebagai
pintu masuk dan pintu keluar ke dalam kondensor yang airnya disedot oleh pompa
vakum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar